Desakan ini muncul karena persaingan dengan HSBC, sponsor tim Stewart GP, yang telah siap tampil di musim 1997. Ancaman dari MasterCard untuk menarik dukungan membuat Lola terpaksa memenuhi permintaan tersebut.
Pada 20 Februari 1997, Lola meluncurkan mobil pertamanya, T97/30, yang merupakan pengembangan dari sasis T95/30. Beberapa sumber bahkan menyebutkan bahwa sasis ini menggunakan basis dari tim Pacific yang mundur dari F1 pada 1996.
Mobil tersebut menggunakan mesin Ford V8 yang dikelola oleh Cosworth, menawarkan performa dengan biaya relatif rendah.
Untuk pengemudi, tim awalnya mempertimbangkan Martin Brundle dan Allan McNish, tetapi akhirnya merekrut dua pembalap muda dari Formula 3000 (sekarang Formula 2), yakni Ricardo Rosset dari Brasil dan Vincenzo Sospiri dari Italia.
Baca Juga: Iron Dames Jadi Tim Balap Wanita Pertama di Ajang WRC Mulai 2025
Rosset pernah membalap untuk tim Arrows GP, sementara Sospiri adalah pembalap penguji untuk tim Benetton.
Musim dimulai dengan GP Australia 1997, sekaligus akhir perjalanan MasterCard Lola. Tanpa persiapan memadai, T97/30 mencatatkan waktu paling lambat di sesi latihan bebas.
Rosset tertinggal 8,6 detik dari pemimpin sesi, Jacques Villeneuve, sedangkan Sospiri tertinggal 10 detik. Masalah utama terletak pada desain aerodinamika dan girboks.
Pada sesi kualifikasi, performa mereka bahkan lebih buruk. Karena aturan 107%, yang melarang pembalap melaju lebih lambat dari 107% waktu terbaik, Rosset dan Sospiri tidak diizinkan mengikuti balapan. Aturan ini diberlakukan hingga 2002 sebelum kembali diterapkan pada 2011.
Baca Juga: Perusahaan Jasa Keuangan Jalin Kerja Sama dengan Williams Racing Jelang F1 2025
Setelah kinerja buruk di Australia, MasterCard menarik dukungan finansialnya, dan Lola Cars mengalami kerugian besar hingga terlilit hutang sebesar 6 juta Poundsterling (sekitar 122,1 juta Rupiah). Situasi ini menyebabkan tim mundur sebelum GP Brasil.
Lola Cars sempat merencanakan comeback pada 2010, tetapi gagal mendapatkan konfirmasi dari FIA.
Kisah kegagalan MasterCard Lola menjadi pengingat bahwa investasi di dunia olahraga memerlukan perencanaan matang, termasuk evaluasi terhadap kekuatan tim, manajemen, dan potensi pasar.
Hal ini juga mencerminkan bahwa olahraga kompetitif penuh dengan dinamika dan risiko yang tidak terduga.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Motorsport.com