INDOZONE.ID - Pembalap muda tim Visa Cash App Racing Bulls (VCARB), Isack Hadjar, harus menelan kekecewaan usai gagal menyalip Alex Albon di fase akhir balapan.
Bukan tanpa usaha. Hadjar sempat berada di posisi yang cukup menjanjikan, tapi strategi bertahan Carlos Sainz sukses mengunci pergerakannya.
Sainz memanfaatkan sistem DRS (Drag Reduction System) untuk tetap berada cukup dekat dengan Albon, menciptakan "kereta DRS" yang menyulitkan Hadjar mencari celah.
"Saya pikir tidak ada yang saya lakukan," ujar Hadjar, mengakui usahanya terbentur rapatnya kolaborasi antar pembalap tim lain.
Baca Juga: Fernando Alonso Hampir 'Cium' Tembok Gegara Aksi Brutal Bortoleto
Meskipun sempat muncul peluang di lap-lap terakhir—setelah Albon lepas dari "bayangan" Sainz—waktu yang tersisa terlalu sempit bagi Hadjar untuk melakukan serangan.
Jarak yang sudah melebar dan sedikitnya putaran yang tersisa membuat kesempatan itu menguap begitu saja. Posisi delapan pun gagal diraih.
"Jika mereka bukan rekan satu tim, posisi 8 bisa saya dapatkan," ungkap Hadjar kepada F1 Speed Indonesia.
Baca Juga: Oscar Piastri Dipuji Sang Juara Dunia Berkat Penampilan Solid 3 Musim Berseragam McLaren
Hadjar tetap menunjukkan sikap dewasa. Ia mengakui bahwa kolaborasi antar pembalap satu tim adalah hal yang lumrah dalam dunia balap.
"Tapi itu bagian dari balapan. Dua pembalap berpengalaman, saling membantu satu sama lain," katanya.
Strategi defensif yang dimainkan Sainz terbukti efektif—mirip seperti "tembok China" yang tak mudah ditembus.
Hadjar mungkin pulang dengan tangan kosong, tapi pengalaman ini menjadi pelajaran berharga dalam perjalanannya sebagai pembalap rookie.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Instagram