INDOZONE.ID - Start dan finis di posisi ketujuh pada Formula 1 (F1) GP Arab Saudi 2205, menjadi gambaran betapa sulitnya adaptasi Lewis Hamilton bersama Scuderia Ferrari musim ini.
Setelah sempat menunjukkan secercah harapan dengan kemenangan sprint di Shanghai, China, performa juara dunia tujuh kali ini justru naik-turun.
Situasi ini memunculkan spekulasi mengenai kendala utama yang menghambat Hamilton untuk mengeluarkan potensi maksimalnya bersama Ferrari.
Puncak kekecewaan Hamilton terlihat jelas setelah kualifikasi GP Arab Saudi. Ia bahkan melontarkan pernyataan frustrasi, bahwa dirinya membutuhkan "transplantasi otak" demi meningkatkan performa mobil SF25 yang terasa sulit diprediksi handling-nya.
Keluhan utama Hamilton tertuju pada masalah understeer yang signifikan pada stint pertama, diperparah dengan degradasi ban yang tinggi.
Meskipun kondisi sedikit membaik pada stint kedua, Hamilton merasa tidak memiliki kecepatan yang cukup untuk mengejar para pembalap di depannya.
Baca Juga: Max Verstappen Masuk Top 5 Peraih Poin Terbanyak dalam Sejarah F1, Ancam Dominasi Lewis Hamilton
“Sama sekali tidak menyenangkan. Saya hanya tergelincir. Stint pertama, understeer parah, mobil tidak berbelok, lalu kemiringan parah, dan di stint kedua, keseimbangan sedikit lebih baik tetapi tetap saja tidak ada kecepatan,” ujar Hamilton, dikutip dari Planetf1, Rabu (23/4/2025).
“Cukup buruk,” jelasnya.
Hamilton sendiri bersikeras bahwa masalah yang dihadapi bukanlah semata-mata karena kekurangan pada mobil Ferrari.
Ia menunjuk rekan setimnya, Charles Leclerc, yang mampu meraih podium di Jeddah sebagai bukti, bahwa SF25 memiliki potensi.
Menurutnya, kesulitan yang ia alami sepenuhnya karena ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan karakteristik unik mobil Ferrari.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Planetf1