Sebuah video viral memperlihatkan seorang ibu-ibu yang menghalau penonton untuk memasuki lapangan dalam pertandingan lanjutan Europa League musim 2022/2023, antara Feyenoord melawan Midtjylland, Jumat (7/10/2022) dini WIB.
Dalam video singkat yang diposting oleh akun Twitter @thecasualultra, terlihat seorang steward wanita paruh baya yang menghalau sejumlah pendukung untuk melakukan pitch invasion.
Meski terlihat cukup kerepotan untuk menghalau para penonton yang berjenis kelamin laki-laki, dan berusia jauh lebih muda tak membuat sang ibu-ibu menyerah. Usahanya pun membuahkan hasil, yang mana para penonton itu akhirnya urung melakukan pitch invasion.
Baca Juga: Usai Bertemu TGIPF, PSSI: Kami Tidak Sempurna dan Perlu Masukan dari Masyarakat
Feyenoord???????? on the pitch at Midtjylland???????? last night. An old lady steward stopped it all ???? pic.twitter.com/X7KjNJ1OZm
— ???????????????????????? ???????????????????? ???????????????????????????????? (@thecasualultra) October 7, 2022
"Sejumlah pendukung Feyenoord coba memasuki lapangan saat laga melawan Midtjylland. Namun seorang steward ibu-ibu berhasil menghentikan aksi mereka semua," tulis caption @thecasualultra pada postingannya.
Postingan tersebut pun lantas mendapatkan reaksi dari para netizen, termasuk warganet Indonesia. Mereka menyebut bahwa ada cara lebih manusiawi untuk menggusir penonton yang masuk ke lapangan, daripada menggunakan gas air mata.
"Gak perlu pakai gas air mata seperti polisi di Stadion Kanjuruhan, Malang," tulis komentar @yudaam**** pada postingan @thecasualultra tersebut.
Baca Juga: Ngarep Tak Disanksi FIFA soal Kanjuruhan, Riyadh: Gas Air Mata Bukan Kebijakan Pemerintah
"Kalo di indo pasti ditembak gas air mata," komentar pemilik akun @rok****.
"Tanpa gas air mata dan kekerasan dari oknum polisi, bisa bikin kayak gini ga @PSSI @iriawan84?" komentar @putih_dan_h****.
Komentar-komentar itu merujuk terhadap tragedi yang terjadi seusai laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan. Ya, sebanyak 131 orang tewas atas tragedi tersebut karena kehabisan oksigen untuk keluar stadion yang dipenuhi gas air mata.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: