INDOZONE.ID - Rodri, gelandang Manchester City, baru-baru ini mengungkapkan kekhawatirannya mengenai jadwal sepak bola yang semakin padat. Menurut Rodri, para pemain hampir berada di titik mogok bermain akibat jadwal pertandingan yang terus meningkat.
Rodri, pemain berusia 28 tahun, yang absen dalam dua pertandingan pertama Premier League musim ini karena cedera, kini harus menghadapi kemungkinan musim yang sangat panjang.
Jika Manchester City berhasil mencapai final Piala Dunia Antarklub FIFA yang dijadwalkan pada 13 Juli tahun depan, Rodri akan menjalani pertandingan selama hampir 11 bulan.
FIFPro Melawan Jadwal yang Berlebihan
FIFPro, serikat pemain dunia, baru-baru ini bekerja sama dengan berbagai serikat pemain di Eropa, termasuk Asosiasi Pesepakbola Profesional (PFA), untuk menggugat keputusan FIFA yang merencanakan penyelenggaraan kompetisi di musim panas mendatang.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap jadwal yang semakin menumpuk yang berisiko membahayakan kesehatan pemain.
Manchester City dijadwalkan melawan Inter Milan pada hari Rabu dalam laga pembuka Liga Champions yang kini diperluas menjadi 36 tim. Mengenai kemungkinan mogok bermain karena jadwal yang melonjak, Rodri menyatakan:
“Kami hampir berada di titik itu (mogok bermain). Jika situasi ini berlanjut, kami mungkin tidak punya pilihan lain. Ini benar-benar mengkhawatirkan kami.”
Dampak Jadwal Padat
Sebuah laporan terbaru dari FIFPro menyebutkan bahwa musim 2024-25 bisa menjadi yang “paling berat” dalam hal beban kerja pemain. Rodri, yang bermain selama 4.327 menit dalam 50 pertandingan musim lalu, bisa menghadapi hingga 77 pertandingan jika Spanyol dan City melaju jauh di semua kompetisi.
“Jumlah ideal pertandingan untuk menjaga performa optimal seorang pemain adalah antara 40 dan 50 pertandingan,” kata Rodri. “Lebih dari itu, sulit untuk mempertahankan level fisik. Musim ini kami mungkin saja bermain hingga 70 atau bahkan 80 pertandingan. Menurut saya, itu sudah berlebihan.”
Kesejahteraan Pemain: Pentingnya Istirahat
Rodri menambahkan, “Perlu ada perhatian khusus terhadap kami, karena kami adalah inti dari olahraga ini. Ini bukan hanya soal uang atau pemasaran, tapi tentang kualitas permainan. Ketika saya tidak kelelahan, saya bisa tampil lebih baik. Jika orang-orang ingin melihat sepak bola yang lebih baik, kami perlu istirahat.”
Kritik Terhadap Format Liga Champions
Rodri bukan satu-satunya pemain yang mengangkat isu ini. Kiper Liverpool, Alisson, juga mengkritik format Liga Champions yang diperluas, mengklaim bahwa penambahan dua pertandingan dalam fase grup dilakukan tanpa melibatkan pendapat pemain.
“Tidak ada yang bertanya kepada kami tentang pendapat kami mengenai penambahan jumlah pertandingan. Mungkin pendapat kami tidak dianggap penting,” kata Alisson dalam konferensi pers. “Namun, semua orang tahu betapa tidak sukanya kami terhadap penambahan jadwal yang berlebihan ini.”
Tanggapan PFA dan FIFA
Menanggapi pernyataan Rodri, seorang juru bicara PFA mengatakan bahwa ketika suara para pemain dan serikat mereka diabaikan, mereka “akan mempertimbangkan semua opsi yang ada.”
“Para pemain sudah lama menyatakan ketidakpuasan mereka, dan ini harus menjadi peringatan serius bagi pihak berwenang,” tambahnya.
PFA telah menjalin hubungan yang kuat dengan Liga Primer, sehingga kemungkinan mogok dalam kompetisi tersebut menjadi sangat kecil.
FIFA membantah tudingan bahwa mereka bertanggung jawab atas padatnya jadwal dan menegaskan bahwa FIFPro telah dilibatkan dalam konsultasi mengenai perubahan kalender pertandingan internasional 2025-30, termasuk Piala Dunia Antarklub 2025.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: The Athletic