Mantan Bek Timnas Indonesia: Pemain Naturalisasi Bukan Grade A, Jangan Terlalu Berekspektasi Kita Harus Realistis
INDOZONE.ID - Timnas Indonesia di bawah kepelatihan Shin Tae-yong kini banyak diperkuat oleh pemain keturunan. Beberapa dari mereka telah melalui proses naturalisasi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
Program naturalisasi ini terus digalakkan oleh PSSI dengan tujuan meningkatkan kualitas tim nasional.
Hasil dari program naturalisasi ini mulai terlihat. Salah satu pencapaian penting adalah keberhasilan Timnas Indonesia lolos ke babak 16 besar Piala Asia 2024.
Selain itu, Timnas juga tengah berjuang di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, dengan kehadiran pemain-pemain naturalisasi dianggap sebagai faktor penting dalam peningkatan performa Timnas.
Baca Juga: Malaysia dan China Tuding Timnas Indonesia Bersekongkol dengan FIFA Terkait Naturalisasi Pemain
Pentingnya Pemain Naturalisasi, Namun Harus Realistis
Menurut mantan bek Timnas Indonesia, Mundari Karya, kehadiran pemain naturalisasi memang memberikan dampak positif, namun ia mengingatkan agar masyarakat Indonesia tidak terlalu berekspektasi tinggi.
Dalam wawancaranya di kanal YouTube Bicara Bola bersama Akmal Marhali, Mundari menekankan pentingnya tetap bersikap realistis.
"Pemain naturalisasi ini punya peran penting, tetapi kita harus realistis dengan kemampuan mereka," ujar Mundari.
Ia juga mengaitkan keberhasilan Indonesia lolos ke tahap selanjutnya dalam kualifikasi Piala Dunia dengan perubahan kuota di zona Asia.
"Saat ini, ada delapan plus satu slot untuk Asia di Piala Dunia, dan itu memberikan kita peluang lebih besar," jelasnya.
Baca Juga: Kesempatan Terakhir Jordi Amat untuk Kembali Merebut Hati Penggemar Timnas Indonesia
Pemain Naturalisasi Bukan Grade A
Meskipun mendukung program naturalisasi, Mundari Karya mengingatkan bahwa pemain yang direkrut oleh Shin Tae-yong (STY) bukanlah pemain Grade A atau pemain top dunia.
"Saat saya masih menangani Barito Putera, beberapa pemain kami dipantau oleh STY. Namun, banyak yang dipulangkan karena tidak memenuhi kriteria. Pada akhirnya, STY memilih pemain naturalisasi sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tim nasional," paparnya.
Beberapa pemain keturunan yang kini memperkuat Timnas Indonesia di antaranya adalah Justin Hubner, Jay Idzes, Nathan Tjoe-A-On, Ivar Jenner, dan Rafael Struick. Namun, Mundari menegaskan bahwa mereka bukanlah pemain dengan level tertinggi di sepak bola.
"Kita tidak bisa berharap pemain kelas A mau bermain untuk Indonesia. Mereka umumnya bermain di level akademi atau di liga dengan tingkat persaingan yang lebih rendah," tambahnya.
Jangan Bebani Pemain dengan Ekspektasi Berlebihan
Mundari juga mengingatkan agar masyarakat Indonesia tidak memberikan beban yang terlalu besar kepada pemain naturalisasi.
"Jangan sampai ekspektasi kita membebani mereka. Pemain-pemain ini memang punya pengalaman, tetapi mereka bukan yang terbaik di dunia," katanya.
Meski begitu, Mundari menaruh harapan pada beberapa pemain naturalisasi yang dianggapnya bisa memberikan pengaruh positif bagi Timnas Indonesia.
"Saya berharap pada pemain seperti Jay Idzes, Thom Haye, dan Calvin Verdonk. Meski mereka bukan pemain kelas dunia, mereka punya pengalaman bermain di kompetisi yang cukup kompetitif. Semoga mereka bisa memberikan dampak positif bagi Timnas kita," tutup Mundari.
Kesimpulan
Program naturalisasi pemain memang membawa angin segar bagi Timnas Indonesia, terutama di ajang internasional seperti Piala Asia dan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Namun, seperti yang diungkapkan oleh Mundari Karya, kita harus tetap realistis dalam menilai kontribusi para pemain naturalisasi. Mereka bukanlah pemain kelas dunia, tetapi memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas permainan Timnas.
Harapan besar harus dikelola dengan baik agar tidak menjadi beban bagi para pemain ini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Youtube Bicara Bola