Sabtu, 16 NOVEMBER 2024 • 10:20 WIB

Penyebab Kekalahan Telak Timnas Indonesia dari Jepang, Banyak Kesalahan Fatal yang Harus Diperbaiki

Author

Wataru Endo beraksi bersama Yakob Sayuri dan Rizky Ridho dari Indonesia (REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)

INDOZONE.ID - Timnas Indonesia harus menerima kenyataan pahit setelah kalah telak 0-4 dari Jepang, dalam pertandingan kelima Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Pertandingan yang berlangsung pada Jumat (15/11/2024) malam WIB di Stadion Gelora Bung Karno ini menunjukkan dominasi Jepang yang sangat kuat, meski mereka bertindak sebagai tim tamu.

Kekalahan Timnas Indonesia dari Jepang

Jepang menguasai hampir dua pertiga jalannya pertandingan dengan penguasaan bola mencapai 66%, sementara Timnas Indonesia hanya mampu bertahan dengan 34%.

Gol-gol kemenangan Jepang dicetak oleh Justin Hubner (gol bunuh diri), Takumi Minamino, Hidemasa Morita, dan Yukinari Sugawara.

Dengan hasil ini, Indonesia kini berada di dasar klasemen Grup C dengan hanya tiga poin dari lima pertandingan.

Sementara itu, Jepang semakin kokoh di puncak dengan 13 poin.

Apa yang salah dalam pertandingan ini? Berikut adalah beberapa faktor penyebab kekalahan telak Indonesia yang perlu diperbaiki.

Kurangnya Efektivitas dalam Memanfaatkan Peluang

Pada awal pertandingan dimulai, Indonesia mampu memberikan perlawanan sengit dan terlihat mampu mengimbangi permainan Jepang.

Beberapa kali Indonesia menciptakan peluang, seperti kesempatan emas Ragnar yang berhadapan langsung dengan penjaga gawang Jepang, Zion Suzuki.

Sayang, peluang itu gagal dimanfaatkan. Begitu juga dengan peluang Kevin Diks yang umpan silang-nya tidak disambut dengan baik oleh rekan-rekannya.

Jika satu dari peluang tersebut berhasil menjadi gol, situasinya tentu akan berbeda.

Masalah utama di sini adalah kurangnya efektivitas dalam memanfaatkan peluang.

Melawan tim sekelas Jepang, setiap peluang harus dimanfaatkan dengan baik. Jika tidak, hasilnya akan seperti ini.

Baca Juga: Hasil Timnas Indonesia vs Jepang: Skuad Garuda 'Diajarin' Main Bola oleh Samurai Biru, Kena Bantai 4 Gol Tanpa Balas!

Masalah Taktikal

Witan Sulaeman dan Jordi Amat dari Indonesia beraksi dengan Reo Hatate dari Jepang (REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)

Jepang tidak tinggal diam setelah melihat Indonesia sedikit menekan.

Mereka memanfaatkan celah di antara lini tengah dan pertahanan Indonesia yang begitu longgar.

Dua gol pertama Jepang lahir dari situasi ini, di mana jarak antar lini belakang dan gelandang Indonesia terlalu lebar yang membuatnya mudah diekspos.

Hal ini menunjukkan adanya kekurangan dalam taktik yang diterapkan oleh pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.

Mental yang Lemah Setelah Tertinggal

Setelah tertinggal dua gol, Indonesia mencoba bangkit dan mencari gol untuk memperkecil ketertinggalan.

Namun, harapan itu semakin menipis ketika Kevin Diks yang menjadi pemain kunci, harus ditarik keluar karena cedera.

Pada saat yang sama, mental pemain Indonesia terlihat mulai goyah.

Jepang semakin nyaman menguasai permainan dan mengatur tempo.

Shin Tae-yong seharusnya memberikan motivasi kepada para pemain di ruang ganti setelah babak pertama.

Selain itu, perubahan taktik yang lebih efektif perlu dilakukan. Namun apa yang terjadi di babak kedua justru menunjukkan Jepang yang semakin mendominasi.

Baca Juga: Shin Tae-yong Siapkan Rotasi Pemain Timnas Indonesia Hadapi Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Kesalahan Individu yang Memperburuk Situasi

Jay Idzes beraksi saat pemain Indonesia Maarten Paes bereaksi (REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)

Masalah selanjutnya adalah kesalahan fatal yang terjadi di awal babak kedua.

Baru empat menit pertandingan dimulai, Maarten Paes melakukan blunder yang berujung pada gol ketiga Jepang.

Kesalahan seperti ini sangat merugikan, terutama ketika melawan tim langganan piala dunia seperti Jepang.

Dengan tertinggal 3-0, Indonesia kehilangan arah dan tak mampu membongkar pertahanan Jepang.

Meski Shin Tae-yong memasukkan Pratama Arhan untuk memanfaatkan lemparan ke dalam dan bola mati, hasilnya tetap nihil.

Jepang tetap menguasai permainan, sementara Indonesia semakin terdesak.

Kelemahan Fisik yang Dimanfaatkan Jepang

Di babak kedua, Jepang memasukkan beberapa pemain segar seperti Maeda, Hatate, Sugawara, dan Junya Ito, yang mampu menambah kekuatan fisik dan menyerang lebih agresif.

Sebaliknya, pemain Timnas Indonesia terlihat kelelahan dan fisik mereka mulai menurun.

Gol keempat Jepang terjadi akibat kurangnya pemain di lini belakang Indonesia, di mana Sugawara berhasil berlari cepat dan menambah gol, sementara bek Indonesia sudah kelelahan dan terlambat menutup pergerakannya.

Baca Juga: Koki Ogawa Bertekad Bungkam Dukungan Suporter Timnas Indonesia di GBK: Siap Habis-Habisan Demi Jepang

Statistik Pertandingan yang Tidak Mewakili Kualitas

Hidemasa Morita merayakan gol ketiga bersama rekan setimnya (REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)

Meski Indonesia tampak memberikan perlawanan, statistik menunjukkan betapa dominannya Jepang.

Jepang lebih unggul dalam penguasaan bola dan tembakan ke gawang.

Namun, Indonesia sebenarnya menciptakan dua peluang emas yang seharusnya bisa menjadi gol.

Perbedaannya, Jepang memanfaatkan peluang dengan sempurna, sementara Indonesia gagal menjadikannya gol.

Perbaikan yang Harus Dilakukan

Kekalahan ini tentu sangat menyakitkan, apalagi Stadion Gelora Bung Karno kembali menjadi saksi bisu kekalahan Timnas Indonesia dari Jepang setelah 37 tahun.

Namun, ini juga saat yang tepat untuk melakukan evaluasi mendalam.

Kesalahan-kesalahan dalam hal taktik, mental, efektivitas peluang, dan fisik harus segera diperbaiki.

Jika Indonesia ingin bertahan dalam persaingan menuju Piala Dunia 2026, mereka harus segera bangkit dan memperbaiki kekurangan ini.

Dengan tiga poin yang didapatkan dari lima pertandingan, Timnas Indonesia kini berada di dasar klasemen Grup C.

Baca Juga: Takumi Minamino Akui Timnas Indonesia Berkembang Pesat Tapi Jepang Tidak akan Beri Ruang untuk Serangan Balik

Untuk tetap menjaga harapan lolos, pertandingan melawan Arab Saudi di pertandingan berikutnya menjadi sangat krusial.

Pesaing Indonesia seperti Bahrain dan China kini mulai mendekat. Indonesia harus berjuang keras untuk meraih poin dalam pertandingan selanjutnya.

Masih ada peluang, meski sangat tipis. Timnas Indonesia harus memperbaiki semua kesalahan yang ada jika ingin melanjutkan perjuangan menuju Piala Dunia 2026.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Fotmob.com, Analisa Redaksi