INDOZONE.ID - Timnas Indonesia U-17 telah gugur dari Piala Asia U-17 2025. Garuda Muda gugur di perempat final usai kalah 0-6 dari Korea Utara.
Namun, kekalahan itu memicu berbagai reaksi dari netizen. Beberapa ada yang mempertanyakan umur dari para pemain Korea Utara.
Akun @RiskyPrat_ di X berpendapat, “Ada beberapa pemain Korut kalo dilihat dari postur dan massa otot kyaknya umurnya lebih dari 17 tahun. Curiga kayaknya pencurian umur sih.”
Sementara itu, akun X @shibbalsaekkiya mengungkapkan, “Korea Utara kok fisiknya gede-gede ya? gak kayak anak-anak usia U17? apakah jangan-jangan ada pencurian umur?”
Kecurigaan netizen perihal dugaan Korea Utara melakukan pencarian umur, buka tanpa alasan. Pasalnya, terdapat skandal yang pernah diberitakan oleh Media Vietnam Bao Hai Duong soal pencurian umur diduga dilakukan oleh Korea Utara.
Iran Pernah Melaporkan Korea Utara ke AFC soal Pencurian Umur
Negara yang pertama kali mencurigai Korea Utara melakukan dugaan pencurian umur adalah Iran.
Federasi sepakbola Iran (FFIRI) melaporkan dugaan pencurian umur ke AFC setelah mereka kalah 1-4 di babak Kualifikasi Piala Asia U-17.
“Hanya dengan mata telanjang, dapat terlihat ciri fisik dan struktur tubuh beberapa pemain mereka menunjukkan kalau mereka berusia diatas 17 tahun,” tulis surat resmi FFIRI ke AFC.
“AFC harus melakukan pemeriksaan secara acak selama pertandingan untuk menjaga kesakralan turnamen,” ungkap FFIRI.
Terdapat 6 pemain yang dicurigai Federasi sepakbola Iran melakukan pencurian umur. Di antaranya, Choe Chung-hyok, Choe Song-hun, Ri Kang-song, gelandang Han Il-bok, Kim Yu-jin, dan Ri Kang-rim.
Pencurian umur, menurut Federasi sepakbola Iran, akan berdampak negatif terhadap perkembangan pemain muda secara fisik dan mental mereka. Selain itu, risiko cedera juga meningkat dalam pertandingan.
Standardisasi pengukuran tulang merupakan tuntutan FFIRI kepada AFC, untuk mengetahui usia sebenarnya para pemain muda yang akan berkompetisi.
Sejarah Korea Utara soal Pencurian Umur
Korea Utara pernah tersandung masalah pencurian umur di 2008 yang menyebabkan mereka didiskualifikasi dari Kualifikasi Piala Asia U-16. Kala itu, Korea Utara mendaftarkan pemain berusia di atas 16 tahun
Tidak hanya di sepak bola, hal serupa pernah terjadi di cabang olahraga (cabor) lain. Di cabor senam, Korea Utara juga dihukum oleh Federasi Senam Internasional (FIG) pada 2010 selama dua tahun.
Hukuman itu diberikan karena atlet Hong Su Jong menggunakan tiga tahun kelahiran berbeda (1985, 1986, 1989) saat bertanding di kompetisi internasional sejak 2003.
Baca Juga: Kalah Telak 0-6 dari Korea Utara, Langkah Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia Terhenti di 8 Besar
Permintaaan Iran untuk Cek Usia Tulang Wajar Atau Tidak?
Terkait permintaan Iran untuk meminta tes standardisasi pengukuran tulang adalah hal wajar. Sebab, usia tulang dapat menentukan apakah mereka masih anak-anak atau remaja sebelum usia 17 tahun. Setelahnya, usia tulang lebih sulit untuk dihitung.
Cara menghitung usia tulang dilakukan dengan mengambil sinar-X pada tulang lengan atau kaki, lalu membandingkannya dengan tulang standar.
Sementara itu, FIFA sendiri sejak 2009 menggunakan metode MRI sejak Piala Dunia U-17 2009.
Berdasarkan penelitian di dunia medis, setiap tulang di lengan dan kaki memiliki lempeng pertumbuhan. Biasanya, pertumbuhan akan berhenti di usia ke-17 atau 18 saat dilakukan cek MRI.
Namun, perjalanan Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025 telah berakhir. Sebaiknya, pasukan Nova Arianto fokus pada persiapan untuk tampil di Piala Dunia U–17 2025.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Bao Hai Duong