Rabu, 11 JUNI 2025 • 12:44 WIB

Ngenes! Greenland Ditolak CONCACAF, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Author

Timnas Greenland (sumber: inforadar.id)

INDOZONE.ID - Belum lama ini, tersiar kabar bahwa Greenland, sebuah wilayah milik Denmark yang secara geografis dekat dengan Kanada, mengajukan keanggotaan ke CONCACAF (badan pengatur sepak bola wilayah Amerika Utara, Tengah, dan Karibia).

Greenland sebenarnya telah mengajukan diri sebagai anggota CONCACAF sejak tahun lalu. Namun, baru-baru ini muncul kabar bahwa keanggotaannya ditolak. Apa yang sebenarnya terjadi?

Alasan Penolakan yang Belum Sepenuhnya Terungkap

Dalam rilis berita resminya, CONCACAF menyatakan, “Berdasarkan penilaian menyeluruh yang dilakukan oleh administrasi dan Dewan CONCACAF, dan sesuai dengan Statuta CONCACAF, Asosiasi Anggota meninjau aplikasi keanggotaan yang diajukan oleh Asosiasi Sepak Bola Greenland (KAK) dan dengan suara bulat menolaknya.

Sayangnya, CONCACAF tidak memberikan rincian spesifik mengenai alasan penolakan ini, meninggalkan banyak pertanyaan di benak penggemar dan pemerhati sepak bola.

Meskipun demikian, beberapa spekulasi dan fakta yang terungkap mengindikasikan bahwa ada beberapa faktor yang mungkin menjadi pertimbangan utama dalam keputusan ini.

Baca Juga: Takluk Dari Monterrey, Lionel Messi Cs Gagal Melaju Ke Final CONCACAF Champions Cup

Tantangan Geografis dan Infrastruktur

Greenland adalah wilayah Denmark dengan populasi sekitar 56.500 jiwa. Sebagai perbandingan, Kepulauan Faroe, juga merupakan wilayah Denmark, memiliki populasi sedikit di bawah 55.000 jiwa, namun mereka adalah anggota FIFA dan UEFA. Perbedaan ini menunjukkan bahwa populasi kecil bukanlah satu-satunya penghalang.

Salah satu tantangan terbesar bagi Greenland adalah kondisi geografis dan infrastruktur sepak bola mereka.

Meskipun secara geografis Greenland adalah bagian dari Amerika Utara dan berbatasan dengan Kanada, iklim Arktik yang ekstrem sangat membatasi aktivitas sepak bola di luar ruangan.

Dilansir dari Reuters, Greenland hanya memiliki 18 lapangan sepak bola, banyak di antaranya adalah lapangan kerikil atau rumput buatan.

Sepak bola luar ruangan hanya dapat dimainkan selama lima bulan dalam setahun karena kondisi cuaca yang membekukan.

Greenland (sumber: Steffen Trumpf / DPA)

Isu Logistik dan Biaya Perjalanan

Logistik dan biaya perjalanan antar negara anggota CONCACAF juga menjadi pertimbangan penting.

Greenland, dengan lokasinya yang terpencil, akan menimbulkan biaya perjalanan yang sangat tinggi dan tantangan logistik yang kompleks bagi tim-tim lain di CONCACAF, terutama bagi negara-negara Karibia yang secara finansial mungkin kurang stabil.

Banyak anggota CONCACAF yang lebih kecil sangat bergantung pada pendanaan dari konfederasi, dan menambahkan anggota yang memerlukan subsidi besar untuk perjalanan bisa menjadi beban tambahan.

Status Politik dan Kriteria Keanggotaan

Greenland tidak dapat bergabung dengan UEFA karena badan pengatur sepak bola Eropa tersebut hanya menerima negara yang diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai negara merdeka.

UEFA telah memperketat kriteria keanggotaan mereka setelah kasus Gibraltar, yang meskipun merupakan wilayah Britania Raya, berhasil bergabung.

Namun, CONCACAF tidak memiliki persyaratan pengakuan PBB yang sama, menjadikan CONCACAF sebagai jalur paling realistis bagi Greenland untuk masuk ke sepak bola internasional.

Meski demikian, status Greenland sebagai wilayah otonom Denmark, bukan negara merdeka sepenuhnya, mungkin masih menjadi salah satu faktor yang diperdebatkan secara internal di CONCACAF.

Terlebih lagi, ada rumor bahwa keputusan ini juga dipengaruhi oleh konteks geopolitik, terutama mengingat minat Presiden AS, Donald Trump, yang pernah menyatakan keinginan untuk mengambil alih pulau tersebut.

Ambisi Sepak Bola Greenland

Meskipun menghadapi banyak rintangan, Asosiasi Sepak Bola Greenland (KAK) memiliki ambisi besar untuk mengembangkan sepak bola di sana.

Dengan populasi sekitar 5.500 pemain terdaftar dari 76 klub, sepak bola adalah olahraga paling populer di Greenland.

Manajer tim nasional Greenland, Morten Rutkjaer, sebelumnya menyatakan bahwa keanggotaan CONCACAF akan sangat membantu meningkatkan standar permainan dan pengembangan pemain.

Saat ini, tim sepak bola Greenland hanya dapat berpartisipasi dalam pertandingan persahabatan yang tidak diakui FIFA.

Penolakan ini jelas menjadi kemunduran, namun tidak menghentikan impian mereka. KAK berharap dapat terus melobi untuk masuk di masa depan, mungkin setelah investasi lebih lanjut dalam fasilitas dan infrastruktur.

Perbedaan Signifikan dengan Kepulauan Faroe

Kasus Kepulauan Faroe sering kali dijadikan perbandingan. Dengan status yang serupa sebagai wilayah otonom Denmark, Kepulauan Faroe berhasil menjadi anggota FIFA dan UEFA.

Namun, perlu dicatat bahwa Kepulauan Faroe diterima pada saat kriteria keanggotaan UEFA belum seketat sekarang. Selain itu, Kepulauan Faroe memiliki infrastruktur sepak bola yang lebih berkembang dibandingkan Greenland.

Penolakan aplikasi keanggotaan Greenland oleh CONCACAF adalah pukulan telak bagi impian mereka untuk berpartisipasi di kancah sepak bola internasional.

Baca Juga: Greenland Jadi Anggota CONCACAF Usai di-PHP UEFA

Meskipun alasan spesifik tidak dijelaskan secara rinci, kombinasi faktor geografis, tantangan infrastruktur (terutama lapangan dan stadion yang belum memenuhi standar), masalah logistik dan biaya perjalanan, serta potensi pertimbangan status politik, kemungkinan besar menjadi penyebab di balik keputusan bulat ini.

Meskipun demikian, semangat sepak bola di Greenland tetap membara. Dengan populasi yang sangat mencintai olahraga ini, upaya untuk meningkatkan infrastruktur dan mencari jalur lain menuju pengakuan internasional kemungkinan akan terus berlanjut.

Bagi Greenland, sepak bola bukan hanya tentang permainan, tetapi juga tentang identitas dan tempat mereka di panggung dunia.



Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Reuters