INDOZONE.ID - Kehadiran pemain naturalisasi dalam skuad tim nasional kini menjadi strategi yang semakin umum di kawasan Asia Tenggara. Dua negara yang aktif dalam program ini adalah Indonesia dan Malaysia.
Meski tampak sama-sama mengandalkan jasa pemain keturunan atau asing, pendekatan kedua negara dalam menjalankan proses naturalisasi ternyata dinilai berbeda.
Hal ini menjadi perhatian pengamat sepak bola asal Vietnam, Quang Huy, yang mengamati performa dan komposisi pemain dari kedua negara, setelah beberapa kali menyaksikan pertandingan.
Baca Juga: Vietnam Akui Sulit Ikuti Program Naturalisasi Pemain Seperti Indonesia dan Malaysia
Indonesia dan Malaysia Kalahkan Vietnam
Sepanjang tahun 2024, Vietnam harus menghadapi kekalahan beruntun saat bersua dengan Indonesia dan Malaysia.
Timnas Indonesia berhasil menaklukkan Vietnam sebanyak tiga kali, dua kali menang 1-0 dan sekali menang telak 3-0.
Kemenangan ini menjadi catatan positif bagi tim besutan Patrick Kluivert, yang kini banyak diperkuat pemain keturunan asal Belanda.
Sementara itu, Malaysia juga meraih hasil meyakinkan dengan membantai Vietnam 4-0 dalam laga Kualifikasi Piala Asia 2027 yang baru berlangsung beberapa hari lalu.
Kedua kemenangan tersebut menuai perhatian dari media dan pengamat di Asia Tenggara, termasuk dari Vietnam.
Baca Juga: Pelatih China: Timnas Indonesia Bukan Tim yang Kuat, Tapi Naturalisasi Bikin Mereka Berbahaya!
Pengamat sepak bola Vietnam, Quang Huy, memberikan pandangan yang kritis mengenai kebijakan naturalisasi yang dijalankan kedua negara.
Ia menilai, meskipun Indonesia dan Malaysia sama-sama menggunakan jasa pemain naturalisasi, namun cara keduanya membangun tim sangat berbeda.
"Malaysia memang banyak menggunakan pemain yang bukan asli kelahiran negaranya. Mereka terus menambah pemain naturalisasi, tetapi hal ini menghilangkan identitas tim," ujar Quang Huy, dikutip dari Soha.
"Para pemain bahkan baru saling mengenal saat bergabung. Namun dalam olahraga, hasil akhir tetap menjadi yang utama," tambahnya.
Indonesia Gunakan Pemain Keturunan, Malaysia Pilih Pemain Asing
Dalam ulasannya, Quang Huy menyampaikan, Indonesia lebih fokus menaturalisasi pemain keturunan yang memiliki darah Indonesia yang sebagian besar dari Belanda.
Langkah ini dinilai lebih selektif, dan tetap menjaga identitas nasional dalam skuad.
Baca Juga: Diperkuat Banyak Pemain Naturalisasi, Media China Ledek Timnas Indonesia Bukan Tim Asia Tenggara
Sebaliknya, Malaysia disebut mulai mengadopsi pendekatan berbeda. Mereka membuka pintu bagi pemain dari kawasan Amerika Selatan seperti Brasil dan Argentina, pemain yang sulit bersaing di tim nasional negaranya, namun memiliki potensi untuk memperkuat Malaysia.
Pendekatan ini menunjukkan, Malaysia lebih fleksibel dalam menentukan target pemain, namun tidak seketat Indonesia yang mensyaratkan garis keturunan sebagai syarat utama proses naturalisasi.
Tujuan Jangka Panjang Jadi Pembeda
Lebih jauh, Quang Huy menyoroti perbedaan antara kedua negara. Malaysia disebut lebih fokus mengejar hasil cepat demi hasil instan, sedangkan Indonesia dianggap punya visi jangka panjang untuk membangun kekuatan timnas yang berkelanjutan.
Meski begitu, ia tetap mengakui, kualitas pemain naturalisasi dari kedua negara cukup baik dan bisa menyulitkan lawan, tidak hanya untuk tim-tim di Asia Tenggara, tetapi juga di kawasan Asia secara keseluruhan.
Dalam dua tahun terakhir, PSSI diketahui sangat aktif dalam mendatangkan pemain-pemain keturunan Indonesia yang bermain di Eropa.
Baca Juga: Media Jepang Sebut Timnas Indonesia Tidak Menakutkan: Mereka Cuma Ngandelin Naturalisasi
Langkah ini menjadi bagian dari program jangka panjang federasi, untuk memperkuat timnas secara berkelanjutan, tanpa melepas akar identitas nasional.
Sementara itu, Malaysia baru saja menambah tujuh nama baru ke dalam daftar pemain naturalisasi mereka.
Ketujuh pemain ini berasal dari Eropa dan Amerika Selatan, sebagian besar memiliki darah keturunan campuran, dan langsung masuk ke dalam rencana Timnas Malaysia untuk menghadapi Kualifikasi Piala Asia 2027.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Soha