Euforia para penggemar bulutangkis di Tanah Air mencapai titik klimaks pada minggu lalu dalam pertandingan Final Blibli Indonesia Open 2019.
Ajang bulutangkis dengan total nominal prize money terbesar di dunia ini memang menjadi perhelatan yang selalu ditunggu para pencinta olahraga tepok bulu angsa.
Berikut beberapa fakta menarik mengenai penyelenggaraan Final turnamen Indonesia Open 2019:
Jepang jadi juara umum
Jepang menjadi juara umum dengan raihan dua gelar dan satu runner-up. Gelar pertama disumbangkan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (Jepang) yang mengalahkan rekan senegara, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi, 21-16, 21-18.
Gelar kedua disumbangkan Akane Yamaguchi (tunggal putri) seusai menumbangkan Pusarla Venkata Sindhu (India).
Selain Jepang, distribusi gelar juara didapat China (1 gelar, 1 runner-up), Indonesia (1 gelar, 1 runner-up), dan Taiwan (1 gelar)
Tiga negara sudah meraih gelar sebelum bertanding
Sebanyak tiga negara sudah memastikan gelar sebelum menjalani pertandingan babak final.
Hal ini terjadi karena China menggelar derbi final pada nomor ganda campuran melalui Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan Wang Yilyu/Huang Dongping.
Adapun Jepang menciptakan all Japanese final pada nomor ganda putri melalui Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dan Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.
Tuan rumah menggelar derbi final sekaligus final ulangan Indonesia Masters 2019 antara Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Tunggal putra jadi laga terlama
Laga final tunggal putra antara Chou Tien Chen (Taiwan) dan Anders Antonsen (Denmark) menjadi pertandingan terlama yang tersaji pada final Indonesia Open 2019. Duel sengit tersebut diselesaikan Chou dalam tempo 1 jam 31 menit.
Final Tercepat
Marcus/Kevin tercatat menjadi juara Indonesia Open 2019 yang merebut trofi juara dengan cepat. Pasangan berjulukan Minions tersebut, hanya butuh waktu 28 menit untuk mengukir gelar juara.
Anders Antonsen jadi pemain non unggulan pada babak final
Pebulutangkis tunggal putra Denmark, Anders Antonsen, merupakan pemain pada final yang bukan berstatus unggulan.
Antonsen menjadi wakil semata wayang benua Eropa dan menjalani partai final melawan unggulan keempat, Chou Tien Chen (Taiwan).
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: