INDOZONE.ID - Oke kali ini kita bahas salah satu perayaan kompetisi olahraga terbesar di dunia, yap benar sekali Olimpiade. Olimpiade kali ini diselenggarakan di Paris, Prancis setelah ditunjuk 2017 silam.
Acara sebesar olimpiade yang udah kelas Internasional biasanya banyak terdapat intrik intrik internal dan eksternal yang besar juga. Mulai dari kontroversi persiapannya, masalah kemanusiaan dan sosial, fasilitas pendukung olimpiadenya, dan juga isu atau agenda besar di belakangnya.
Hingar bingar kemeriahan olimpiade yang sangat mewah tersebut menyisakan setitik noktah hitam buruk yang menjadi catatan sejarah Olimpiade. Sejarah buruk menjadikan Paris sebagai Tuan Rumah yang melakukan berbagai tindakan kontroversial.
Kali ini saya akan membahas Dosa Besar Paris sebagai tuan rumah Olimpiade tahun 2024 ini yang juga menuai kontroversi dan mendapat penolakan bahkan kecaman dari seluruh dunia.
Baca Juga: 5 Olahraga Terbaik untuk Jaga Kesehatan Tubuh
Memakai Imigran Ilegal
Semenjak ditunjuk pada 2017 lalu buat jadi tuan rumah Olimpiade 2024, Prancis terutama Paris berjanji akan bertanggung jawab dengan isu isu sosial, salah satunya seperti menjamin hak asasi manusia bagi para pekerja.
Namun isu isu penggunaan Imigran illegal ini sangat santer terdengar saat persiapan untuk Olimpiade ini. Prancis yang menjadi negara yang sangat menjunjung HAM tetapi dia malah “standar ganda” di Olimpiade ini.
Saat setelah terpilih, Paris ini bilang kalau akan pakai bangunan atau tempat yang sudah ada untuk venue Olimpiade tanpa harus membangun banyak gedung baru, tetapi ternyata Paris ini membangun sebuah komplek gedung yang diberi nama ‘Desa Olimpiade’ dan menggusur penduduk setempat.
Banyak tempat-tempah dihancurkan seperti gedung untuk berjualan, sekolah, asrama, hotel untuk dibangun ‘Desa Olimpiade’. FYI, Prancis adalah salah satu negara yang memboikot Qatar dalam Piala Dunia pada 2022 silam.
Baca Juga: Daftar 25 Pemain yang Dipanggil Hector Souto Menuju TC Timnas Futsal Indonesia, Siapa Sajakah?
Boikot tersebut karena terkait masalah kemanusiaan yang ada disana. Dengan stands Prancis yang memboikot Qatar tentang pelanggaran hak asasi manusia, saat Olimpiade ini seharusnya Prancis sangat menjunjung tinggi kemanusiaan.
Akan tetapi, yang terjadi ga seperti yang mereka bilang sebelumnya. Banyak Imigran ilegal yang dipekerjakan secara ga layak untuk membangun gedung gedung penunjang Olimpiade.
Terdapat sekitar ribuan imigran yang dijadikan pekerja konstruksi atau kuli bangunan untuk membangun Desa Olimpiade tersebut. Para pekerja imigran ini disebut illegal karena gaada kontrak dan gada dokumen resminya.
Berarti gaada jaminan asuransi kerja dan fasilitas kerja yang layak yang juga melanggar HAM itu sendiri yang disuarakan oleh Prancis saat memboikot Qatar dengan hal serupa. Hipokrit banget nih Paris, Standar Ganda!
Sungai Seine yang Kotor dan Bau?
Ada salah satu olahraga yang ga sepopuler Basket atau Sepak Bola tapi di Olimpiade Paris kali ini jadi topik pembicaraan warga paris bahkan seluruh dunia. Olahraga yang jadi perbincangan pegiat olimpiade kali ini adalah Triathlon.
Buat yang belum Triathlon itu apa, jadi Triathlon itu adalah salah cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade yang merupakan gabungan dari tiga cabor sekaligus. Jadi Triathlon ini dimulai dengan berenang dulu, abis berenang selesai dilanjut balap sepeda, lalu diakhiri dengan balap lari sampai garis finish.
Nah kalian pasti bingung, terus apa yang jadi kontroversial di cabor ini? Hal yang jadi kontroversi adalah venue yang digunakan untuk Triathlon yang salah satunya adalah Sungai Seine yang membelah tengah kota Paris. Sungai ini sangat ditentang oleh warga setempat saat tau akan dijadikan Venue Olimpiade.
Pemilihan Sungai Seine jadi venue Pembukaan dan venue Triathlon ini karena Sungai Seine melewati Landmark Paris seperti Menara Eiffel dan Katedral Notre Dame yang dimaksudkan untuk menarik wisatawan asing karena indahnya venue dengan pemandangan Landmark tersebut.
Emang sebenernya ada apa sih sampe warga Paris sangat menolak hal tersebut?`Karena, Sungai Seine ini sangat amat kotor dan sangat ga layak banget buat dijadiin venue renang triathlon.
FYI, Sungai Seine ini sudah tidak digunakan berenang lebih dari 100 tahun sejak 1923 karena udah dilarang sama pemerintah Paris. Alasannya karena Sungai Seine ini sangat tidak bersih dan mengandung bakteri ecoli yang tinggi banget.
Baca Juga: Atlet Peraih Medali Emas di Olimpiade Paris 2024 Hadiri Peringatan HUT RI ke-79 di Istana Negara IKN
Hal itu tadi disebabkan karena limbah rumah tangga dan instalasi air hujan dibuang ke Sungai Seine ini, beda dengan negara kita yang tiap rumah bikin septictank kan ya.
Nah pasti kan saluran pembuangan nya pasti ada limit, jadi kalau lagi hujan terus menerus akan menambah debit air dan bikin tinja orang orang mengalir di Sungai Seine ini. Sebenernya sistem ini umum di negara-negara eropa dengan bikin saluran bawah tanah tapi jika air meluap bikin kotoran itu terbuang di sungai.
Kalau kalian ga tau nih kadar bakteri E.Coli di Sungai Seine ini separah apa, nih menurut data terbaru, kandungan bakteri E.Coli di Sungai Seine ini mulai dari 5.000 – 9.000 cfu/ 100ml sedangkan batas aman untuk venue renang di angka dibawah 900 cfu/100ml air atau bahkan untuk keamanan atlit harus dibawah 100cfu/100ml air. Udah tau kan seberapa buruk kualitas air di Sungai Seine ini.
Sampai sampai nih di Paris ada hastag ajakan untuk buang air massal di Sungai Seine ini sebagai aksi penolakan sungai tersebut jadi venue Olimpiade. Ada Website resmi sebagai aksi “social movement” ini sampe ada perkiraan waktu buang waktu kapan agar tinja mereka sampai di Sungai Seine di tanggal 23 Juni.
Di mana 23 Juni tersebut adalah waktu Anne Hidalgo, Walikota Paris mau berenang di Sungai Seine untuk membuktikan bahwa Sungai Seine ini aman dan layak jadi venue Olimpiade. Pemerintah Paris dan Prancis seakan ngotot banget buat buktiin kalo Sungai Seine ini bersih padahal jelas jelas menurut data bahwa Sungai ini memang sangat kotor dan ga layak untuk berenang disana.
Pernyataan optimis pemerintah ini sebenernya Cuma mulut manis mereka. Mereka sebenernya tau apa yang terjadi di Sungai Seine ini. Sebab pemerintah Prancis sampai ngegelontorin dana fantastis sekitar 1,4 Miliar Euro atau setara 24 Triliun Rupiah yang digunakan untuk membuat sistem penyaringan bawah tanah buat bikin air Sungai Seine ini lebih bersih dan aman digunakan Olimpiade.
Opening Ceremony tapi Penistaan Agama?
Dosa Besar Paris lainnya adalah saat Opening Ceremony Olimpiade yang dianggap sebagian besar masyarakat itu sebagai penghinaan dan penistaan agama Kristen. Ada-ada terus kontroversi negara fashion ini ya!
Memang Prancis ini sering bikin kontroversi soal Penistaan Agama seperti pernah bikin karikatur wajah Nabi Muhammad di sebuah cover majalah. Opening Ceremony menjadi rangkaian penting karena berbagai kemewahan dan keindahan pertunjukannya.
Seperti panah obor Olimpiade Barcelona, Pertunjukkan Karate Olimpiade Seoul, hingga Kesenian China Olimpiade Beijing. Berbagai pertunjukkan yang menakjubkan tersebut kali ini tidak terjadi di Paris, yang ada malah banyak kecaman dari seluruh dunia mengenai Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024.
Apa yang sebenernya terjadi sama Opening Olimpiade Paris sampe-sampe dikecam dunia? Opening Olimpiade Paris kali ini seolah mempopulerkan gerakan LGBT dan penistaan terhadap peristiwa sakral ‘Perjamuan Terakhir’ atau ‘The Last Supper’ yang divisualisasikan lewat lukisan dari Leonardo Da Vinci.
Bahkan centernya yang di lukisan adalah Yesus, di opening ini diperankan oleh seorang wanita yang erat dengan LGBT. Whatttt? Opening Ceremony yang biasanya jadi ajang pamer budaya tuan rumah kepada dunia kok malah disini malah seakan menyuarakan LGBT.
Ditambah di atas meja tersebut ada manusia yang dicat biru dan hampir ‘telanjang bulat’ bernyanyi di meja tersebut. Bahkan kecaman juga ga datang dari umat Kristiani aja.
Baca Juga: Warga Botswana Geram! Pemerintahnya Minta Uang Sumbangan untuk Atlet Juara Olimpiade
Di Iran terdapat banner yang memperlihatkan keberpihakannya terhadap umat Kristiani dan mengecam Opening tersebut, ada juga Seniman Iran, Mohammad Ali Sanobari membuat lukisan ‘Last Supper’ versi dirinya untuk menunjukkan kesakralan peristiwa Yesus tersebut bagi umat Kristiani.
Pihak panitia Olimpiade sudah klarifikasi soal Opening tersesbut dan bilang bahwa bukan ‘The Last Supper’ yang jadi referensi tetapi lukisan lain yakni ‘The Feast of The God, yang kalau dibandingin juga tetep lebih mirip ‘The Last Supper’ sebenernya.
Peristiwa Yesus yang makan terakhir bersama murid-muridnya yang bermakna pengorbanan dan penebusan malah sekarang diparodiin jadi Opening Olimpiade dan diperankan oleh kaum LGBT yang jelas bertolak belakang dengan keyakinan di Alkitab mereka.
Ngga Cuma itu, ada penampilan band rock di sebuah gedung dengan wanita wanita bergaun merah di setiap jendelanya, tetapi ada satu yang menarik perhatian ada seorang wanita yang terlihat berdiri sambil membawa kepalanya sendiri di tangan yang dihubungkan dengan Ratu Perancis Kuno, Marie Antoinette.
Ratu yang dieksekusi saat kejadian Revolusi Prancis dengan cara kepalanya dipenggal. Ini kan Opening Ceremony yang harusnya family friendly kok malah nunjukkin peristiwa ‘dark’ dan kelam begini sih? Sangat tidak pantas dan ga relevan juga dengan konteks olahraga Olimpiade.
Opening Olimpiade yang menurut banyak orang jadi yang terburuk karena sangat tidak jelas, menjijikkan, adegan-adegan yang tidak relevan dan sampah.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Amatan