Penampilan terakhirnya sebagai pencetak gol terjadi di Piala EFL melawan Barnsley pada September 2024, sementara kontribusi terakhirnya dalam bentuk asis terjadi pada April 2024.
Erik ten Hag terus memberikan dukungan kepada Antony, meski performanya kerap tidak stabil. Ten Hag menyebut sang pemain memiliki potensi untuk mencapai level tinggi seperti saat bermain di Ajax.
Namun, serangkaian masalah, termasuk kasus hukum yang membayangi Antony, memperumit situasi. Walau Antony tidak didakwa dalam kasus tersebut, tekanan dari publik dan media jelas memengaruhi mentalitasnya.
Penggantian pelatih ke Ruben Amorim pun tidak membawa perubahan bagi Antony. Ia kerap hanya menjadi pemain cadangan dan kesempatan bermainnya semakin terbatas.
Penampilan terakhirnya selama 90 menit penuh terjadi dalam laga melawan Barnsley dan ia tidak pernah menjadi starter di liga sejak kekalahan dari Crystal Palace pada Mei 2024.
Baca Juga: Ruben Amorim Ingin Lepas Eriksen dan Antony untuk Dapatkan Pemain Baru di Bursa Transfer Januari
Kini, Antony bersiap memulai lembaran baru dengan dipinjamkan ke Real Betis. Kesepakatan tersebut melibatkan pembayaran sebagian besar gajinya yang melebihi £100.000 per minggu.
Cara ini mungkin menjadi kesempatan baginya untuk memperbaiki permainannya, meski sulit menghapus label sebagai salah satu rekrutan terburuk dalam sejarah Manchester United.
Pada akhirnya, perjalanan Antony di United menjadi pengingat bahwa sepak bola tidak hanya soal harga transfer atau ekspektasi tinggi.
Kadang, tekanan dapat membebani seorang pemain, bahkan yang memiliki kisah hidup yang penuh inspirasi seperti Antony. Meski banyak kritik yang tertuju padanya, kesempatan untuk bangkit masih terbuka di tempat lain.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: BBC Sport