Paul Scholes menilai bahwa performa di babak kedua kurang disiplin dan terlalu longgar. Ia menyebut seharusnya para pemain mampu mengontrol tempo permainan dan memanfaatkan keunggulan jumlah pemain untuk menambah gol, bukan sekadar bertahan pada skor 3-0.
Menurut Scholes, menghadapi tim yang kekurangan pemain seharusnya menjadi momen bagi United untuk tampil lebih menekan dan mendominasi.
Ia menyayangkan kurang rapinya penguasaan bola di paruh kedua yang membuat peluang mencetak gol tambahan terbuang secara percuma.
Selain itu, ia mengingatkan pentingnya menjaga konsentrasi agar tidak kebobolan, mengingat satu gol dari Bilbao bisa mengubah psikologis para pemain di pertandingan leg kedua.
Scholes menegaskan bahwa menjaga fokus dan bermain dengan cerdas adalah kunci jika United ingin melangkah ke final Liga Europa.
Harry Maguire saat bermain di Manchester United vs Athletic Bilbao (X/@ManUtd)
Meski kerap bermain tidak konsisten sepanjang musim, Scholes tetap percaya Manchester United bisa menyelesaikan tugasnya di leg kedua. Menurutnya, keunggulan tiga gol seharusnya cukup untuk mengamankan tiket ke final.
Baca Juga: Amad Diallo dan Matthijs de Ligt Kembali, Manchester United Siap Menang Lagi?
Namun, ia mengingatkan bahwa Manchester United musim ini sering bermain tidak terduga, termasuk pernah kalah telak di kandang sendiri oleh tim-tim yang secara peringkat lebih rendah.
Scholes menutup pendapatnya dengan keyakinan bahwa jika tim bermain seperti di babak pertama dan mampu menjaga disiplin sepanjang pertandingan, maka peluang Manchester United untuk tampil di final Liga Europa sangat terbuka lebar.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: TNT Sport