Kategori Berita
Media Network
Senin, 31 JULI 2023 • 13:29 WIB

Kisah Tragis Francisco Lazaro: Atlet Olimpiade yang Tewas akibat Lilin Meleleh di Tubuhnya saat Berlari

Francisco Lazaro: Pelari Olimpiade yang Tewas akibat lilin meleleh di tubuhnya.

INDOZONE.ID Francisco Lázaro (21 Januari 1888–15 Juli 1912) merupakan seorang pelari marathon Olimpiade asal Portugal.

Ia menjadi pembawa bendera pertama Portugal dalam partisipasi mereka dalam Olimpiade, yaitu Olimpiade Musim Panas pada tahun 1912 di Stockholm, Swedia.

Lázaro berlari dalam suatu marathon pada tahun 1912.
Seperti semua atlet Olimpiade pada masanya, Lázaro adalah seorang amatir, dan pekerjaan sebenarnya adalah sebagai tukang kayu di pabrik mobil di Lisbon.

Baca Juga: Profil Mollie O'Callaghan, Perenang Australia yang Berhasil Pecahkan Rekor Dunia di Usia 19 tahun

Sebelum Olimpiade, dia telah memenangkan tiga kejuaraan marathon nasional di Portugal, di mana dia mewakili S.L. Benfica.

Kolaps dengan Suhu Tuhub 41 Derajat Celcius

Pelari Francisco Lázaro di ajang olimpiade.

Lázaro adalah atlet pertama yang meninggal selama acara Olimpiade modern, setelah kolaps pada jarak 30 kilometer (19 mil) dari marathon dengan suhu tubuh mencapai 41 °C (105,8°F).

Awalnya, kematian tersebut dianggap karena dehidrasi parah akibat suhu tinggi pada saat perlombaan.

Namun kemudian terungkap bahwa Lázaro telah menutupi sebagian besar tubuhnya dengan lilin untuk mencegah terbakar sinar matahari dan membantu kecepatan serta keluwesan saat berlari.

Baca Juga: Jangan Anggap Remeh Lari 10K, Inilah 5 Hal yang Harus Kita Persiapkan

Namun akhirnya lilin tersebut menghambat keluarnya keringat alami sang atlet, menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dalam cairan tubuh yang berujung pada kematiannya. Sebelum lomba, katanya, "Entah saya menang atau mati."

Pada akhir pekan berikutnya, upacara peringatan untuk Lázaro dihadiri oleh 23.000 orang di Stadion Olimpiade. Sekitar $US 3.800 dikumpulkan untuk istrinya, dan kemudian didirikan sebuah monumen Lázaro di titik balik marathon di Sollentuna, Stockholm.

Namanya diberikan untuk sebuah jalan di Lisbon dan stadion kandang klub sepak bola C.F. Benfica. Novel "The Piano Cemetery" oleh novelis Portugis José Luís Peixoto berdasarkan kisah Francisco Lázaro.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Kisah Tragis Francisco Lazaro: Atlet Olimpiade yang Tewas akibat Lilin Meleleh di Tubuhnya saat Berlari

Link berhasil disalin!