"Per 2 hingga 3,5 kilometer itu wajib minum, tapi jangan terlalu banyak. Dua atau tiga tegukan sudah cukup untuk menghindari kram atau gangguan perut saat berlari," jelas Coach Andi.
Ia juga merekomendasikan minuman isotonik untuk menggantikan cairan dan gula yang hilang selama berlari.
3. Jangan Mengikuti FOMO
Bagi pelari yang ingin meningkatkan kecepatan, Coach Andi menyarankan untuk tidak terburu-buru mengikuti tren atau teknologi terbaru tanpa menyesuaikan dengan kebutuhan.
"Jangan mengikuti FOMO, karena kita harus menelaah dulu apa yang kita butuhkan," ujarnya.
Baca Juga: Acara Marathon Kembali Hadir! Daniel Mananta Ceritakan Pengalamannya Lari di Tokyo
Banyak pelari tergiur membeli sepatu atau peralatan yang digunakan oleh pelari profesional di ajang internasional, seperti Berlin atau Boston Marathon. Padahal, yang terpenting adalah menyesuaikan alat dengan kondisi tubuh.
Ia juga menyarankan pendekatan bertahap dalam meningkatkan performa. Pelari harus memperhatikan tahapan dalam latihan, mulai dari harian hingga speed training, baru menggunakan sepatu dengan carbon plate untuk sesi-sesi tertentu.
4. Wajib Carbo Loading
Selain tips teknis, Coach Andi juga membahas beberapa mitos dan kesalahpahaman seputar lari. Salah satu contohnya adalah pentingnya carbo loading sebelum lomba.
Banyak pelari yang masih berpikir carbo loading cukup dilakukan sehari sebelum lomba. Akan tetapi, Coach Andi menjelaskan idealnya carbo loading dimulai setidaknya seminggu sebelum, untuk memberikan energi maksimal selama lomba.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Wawancara