Nigeria mengalahkan Tunisia di perebutan tempat ketiga/cafonline.com
Nigeria dikenal sebagai salah satu negara yang konsisten selalu menjadi nama besar di kancah pesepakbolaan Afrika.
Mereka selalu menjadi nama unggulan di berbagai macam kejuaraan baik tingkat regional (CAF) atau tingkat dunia (FIFA).
Namun jika bicara yang lebih hebat, tunggu dulu. Masih banyak negara hebat yang kini bergantian menjadi penguasa sepakbola Benua Hitam.
Piala Afrika kali ini, kiprah Nigeria seolah menggambarkan bagaimana negara dengan prestasi sepakbola konsisten, belum pasti menjadi yang terhebat.
Sebelumnya, kiprah The Super Eagle di turnamen sepakbola bergengsi Piala Afrika harus terhenti di babak semifinal setelah anak asuh Gernot Rohr, kalah dari Aljazair dengan skor tipis 2-1.
Hasil itu lantas mengirim Nigeria ke perebutan tempat ketiga melawan Tunisia.
Dalam perebutan tempat ketiga, Nigeria berhasil mengalahkan Tunisia dengan skor 1-0 berkat gol striker Shanghai Shenhua, Odion Ighalo di menit ke 3.
Kemenangan itu lantas membuat Nigeria menjadi juara ketiga untuk kedelapan kalinya pada: 1976, 1978, 1992, 2002, 2004, 2006, 2010, dan 2019.
Catatan itu bahkan melampaui jumlah gelar juara pertama mereka di Piala Afrika yang hanya sebanyak 3 kali (1980, 1994, 2013).
Prestasi unik tersebut seolah membuat Nigeria memang ditakdirkan untuk menjadi penghuni tetap tempat ketiga.
Namun walaupun begitu, hasil ini tetap disyukuri oleh para punggawa The Super Eagles yang mayoritas dihuni oleh para pesepakbola muda yang kemampuannya masih bisa dikembangkan lagi dalam beberapa tahun ke depan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: