Grand Prix Formula 1 di Monako.
INDOZONE.ID - Grand Prix Monako selalu menjadi salah satu balapan paling ikonik di kalender Formula 1, dikenal dengan sirkuit jalanan yang sempit, tikungan tajam, dan sejarah yang kaya.
Namun, di balik kemegahannya, balapan di Monako seringkali dikritik karena kurangnya aksi menyalip dan cenderung membosankan.
Untuk mengatasi masalah ini, pihak penyelenggara F1 memperkenalkan regulasi wajib dua pit stop pada balapan terbaru di Monako.
Baca Juga: McLaren Masih Jadi Mobil Paling Cepat di Formula 1, Piastri: Kita Tak Bisa Leha-leha
Sayangnya, eksperimen ini menuai banyak kritik dari para pembalap, termasuk juara dunia Max Verstappen, yang menyatakan bahwa regulasi tersebut "gatot" alias gagal total.
Keputusan untuk mewajibkan pembalap menggunakan tiga set ban yang berbeda selama balapan diambil dengan harapan dapat menghidupkan kembali balapan yang terkenal monoton dan minim aksi menyalip.
Teorinya, lebih banyak pit stop akan menciptakan variasi strategi, membuka peluang untuk menyalip di pit lane, atau setidaknya membuat balapan lebih tidak dapat diprediksi.
Namun, realitas di lintasan berkata lain. Para penonton yang berharap melihat banyak aksi menyalip mungkin hanya berhalusinasi.
Empat pembalap terdepan finis di posisi start mereka, dan ketegangan utama hanya berasal dari harapan akan safety car yang tidak pernah muncul.
Max Verstappen yang finis keempat menyindir balapan tersebut dengan sarkasme.
"Sangat menarik. Saya berada di ujung kursi setiap putaran. Itu fantastis," katanya kepada wartawan, tanpa mengharapkan siapa pun menganggap serius ucapannya. "Mungkin tahun depan, empat pit stop. Saya bisa saja melakukan empat pit stop hari ini dan tetap finis P4."
Komentar ini jelas menunjukkan kekecewaan Verstappen terhadap kurangnya efek dari regulasi baru.
Kritik Verstappen tidak berhenti di situ. Dilansir dari Sky Sports, juara dunia empat kali dari Red Bull ini semakin blak-blakan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Sky Sports