Pada menit tambahan waktu, Prancis hampir mendapat penalti setelah tinjauan VAR menunjukkan handball oleh Omar Fayed, tetapi wasit memutuskan terdapat pelanggaran sebelumnya.
Pertandingan dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu, di mana Fayed diusir keluar lapangan karena kartu kuning kedua.
Prancis memanfaatkan keunggulan jumlah pemain dan Mateta mencetak gol kedua dari sundulan, memanfaatkan umpan dari Sildillia.
Olise kemudian mencetak gol ketiga dengan tembakan kaki kiri dari dalam kotak penalti, memastikan kemenangan Prancis.
"Kami menunjukkan karakter dan tekad kami kepada semua orang. Kami percaya kami bisa mencetak gol dan kami melakukannya," Mateta.
Kemenangan ini memastikan medali emas untuk tim Eropa pertama kalinya sejak kemenangan Spanyol pada Olimpiade 1992 di Barcelona, sekaligus mengakhiri dominasi negara-negara Amerika Latin dalam lima edisi terakhir turnamen.
Ini juga menjadi kesempatan bagi Henry untuk menambah pencapaian dalam kariernya, setelah sebelumnya memenangkan Piala Dunia dan Kejuaraan Eropa sebagai pemain.
"Saya belum berpikir tentang medali emas. Kita lihat saja nanti," kata Henry.
Prancis sebelumnya pernah meraih medali emas pada Olimpiade 1984 di Los Angeles dan medali perak saat Olimpiade Paris 1900.
Sebagai salah satu favorit dalam turnamen ini, tim Henry memiliki rekor sempurna sebelum semifinal, memenangkan semua pertandingan di fase grup dan mengalahkan Argentina di perempat final.
Mesir, yang sebelumnya mengejutkan dengan mengalahkan Spanyol untuk memuncaki grupnya, nyaris membuat kejutan lagi saat Saber mencetak gol melewati kiper Prancis, Guillaume Restes.
Prancis tiga kali mengenai tiang gawang sebelum akhirnya Mateta menyamakan kedudukan. Gol penyeimbang Mateta datang dari umpan Olise yang membelah pertahanan Mesir.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Amatan