Adidas yang merupakan sponsor utama Manchester United, dikabarkan kecewa dengan pembatalan ini.
Kontrak senilai £900 juta (sekira Rp18,1 triliun) selama 10 tahun, menjadikan Adidas salah satu mitra kerja sama Manchester United. Meski demikian, Adidas menolak memberikan komentar.
Menurut sumber terpercaya dari The Athletic, beberapa pemain juga merasa tidak puas dengan keputusan membatalkan rencana penggunaan jaket tersebut meski untuk menjaga kesatuan tim.
Baca Juga: Marc Guehi Terancam Hukuman FA karena Tulis 'Aku Cinta Yesus' di Ban Kapten Pelangi
Dalam pernyataan resminya, Manchester United menegaskan komitmen mereka terhadap prinsip keberagaman.
“Kami menghormati pandangan pribadi setiap pemain, meskipun terkadang berbeda dengan posisi klub,” tulis United.
Rainbow Devils juga menyampaikan tanggapan mereka. “Kami menghormati hak pemain untuk memiliki pandangan pribadi, tetapi kecewa dengan dampak keputusan ini terhadap anggota tim lainnya,” kata mereka.
Mereka menambahkan, bahwa kejadian ini berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi pemain yang mungkin sedang bergulat dengan identitas seksualnya.
Mazraoui menjelaskan keinginannya menjadi Imam saat podcast (Youtube/Minuut Vuur Allah)
Penolakan Mazraoui ini bukan pertama kali menimbulkan perdebatan. Saat masih bermain di Bayern Munich, ia sempat menuai kritik dari penggemar yang menganggapnya kurang mendukung nilai-nilai keberagaman.
Dukungan publik Mazraoui terhadap rekan setimnya di Maroko, Zakaria Aboukhlal, yang menolak kampanye pelangi Liga 1 Prancis, juga memancing kontroversi di masa lalu.
Kejadian ini menambah panjang daftar pemain Muslim di Liga Inggris yang memilih tidak terlibat dalam kampanye serupa.
Ambil contoh, adalah Sam Morsy dari Ipswich Town dan Marc Guehi dari Crystal Palace, yang juga pernah menghadapi dilema serupa terkait atribut dukungan LGBTQ.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: The Athletic