Kategori Berita
Media Network
Selasa, 06 MEI 2025 • 11:10 WIB

Media Inggris Sebut Real Madrid Jadi Klub Paling Toksik Imbas Sikap Buruk Terhadap Wasit di Final Copa del Rey

Tak hanya itu, The Guardian juga menuliskan subjudul pada artikelnya dengan menyebut Florentino Perez memberikan warna tindakan-tindakan yang destruktif.

"Pelindung Liga Super Florentino Pérez memberi warna dengan tindakan-tindakan destruktif yang picik, menjatuhkan klub yang dulunya mulia," tulis mereka dalam subjudul artikelnya.

Dalam ulasannya itu, The Guardian menyebut bahwa Real Madrid dulu merupakan klub yang mengedepankan kesopanan. Bahkan, di era Steve McManaman para pemain Real Madrid juga diberi kode etik.

"Bayangkan saja, ini adalah klub yang dulu membanggakan rasa señorio (senioritas) dan kesopanannya, sampai-sampai pada masa Steve McManaman, para pemain diberi kode etik; kalimat yang biasa didengungkan tentang wasit adalah untuk para cengeng di Barcelona," tulis The Guardian dalam artikelnya.

Baca Juga: Lemah dalam Situasi Bola Mati, Pertahanan Arsenal Terlalu Mudah Ditembus Bournemouth

Presiden Real Madrid, Florentino Perez.

Kendati begitu, sikap-sikap Real Madrid di musim ini memang cukup dikecam mulai dari pemboikotan malam anugerah Ballon d'OR, hingga menuduh wasit melakukan konspirasi dan menolak untuk menghadiri konferensi pers sebelum pertandingan final Copa del Rey, yang membuat banyak spekulasi bahwa El Real akan kalah WO.

"Namun musim ini saja Real Madrid telah memboikot upacara Ballon d’Or setelah menjadi jelas bahwa Vinícius Júnior tidak akan menang, menuduh adanya konspirasi wasit terhadap mereka dan kemudian menolak untuk melakukan tugas media pra-pertandingan sebelum final Copa del Rey sambil memicu rumor bahwa mereka tidak akan muncul untuk pertandingan tersebut," tulisnya lagi.

The Guardian juga menilai bahwa sikap Real Madrid yang seperti ini sangatlah toksik. Sebab, hal itu justru dapat menciptakan lingkungan antara pemain dan penggemar menjadi buruk dengan percaya bahwa mereka dizalimi oleh wasit, dan mereka menyebut bahwa Florentino Perez menjadi inti dari permasalahan tersebut.

"Real Madrid TV juga, seperti yang dilakukannya terhadap semua wasit sebelum setiap pertandingan, menyoroti keputusan-keputusan masa lalu yang dibuat De Burgos Bengoetxea terhadap mereka, membuatnya menangis dalam penampilannya di media sebelum pertandingan," tulis The Guardian memaparkan. 

Baca Juga: Arsenal dan PSG Bersaing Dapatkan Evan Ndicka dari AS Roma Seharga 25 Juta Pound

"Di tengah panasnya suasana, pemain kadang-kadang kehilangan kendali, meskipun tidak seburuk yang dialami Rüdiger. Yang jauh lebih beracun adalah tindakan-tindakan destruktif yang picik yang dilakukan di tingkat eksekutif, terlebih karena tindakan-tindakan tersebut menciptakan lingkungan di mana pemain dan penggemar, yang dikondisikan untuk percaya bahwa mereka sedang dianiaya, cenderung bereaksi buruk," imbuhnya.

"Inti dari semua itu, sang jenderal tua dalam labirinnya, adalah Florentino Pérez, yang telah menjadi presiden Madrid selama tiga tahun terakhir di abad ini. Ia sangat sukses, dengan tujuh gelar Liga Champions dan pendapatan 25% lebih tinggi daripada klub terkaya kedua di dunia, namun ia berperang dengan semua orang, seorang pria berusia 78 tahun yang menyaksikan dunia berubah di sekelilingnya, bersikeras bahwa semua itu tidak menguntungkannya," tutupnya.

Tentu saja, banyak yang menyayangkan sikap Real Madrid terhadap wasit. Sebab, tindakan mereka tentunya bisa mencoreng nama baik klub. Apalagi, mereka juga berstatus sebagai klub terbaik di dunia.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: The Guardian, Mundo Deportivo

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Media Inggris Sebut Real Madrid Jadi Klub Paling Toksik Imbas Sikap Buruk Terhadap Wasit di Final Copa del Rey

Link berhasil disalin!