Kategori Berita
Media Network
Jumat, 19 JULI 2024 • 15:44 WIB

Prancis Larang Atletnya Menggunakan Hijab di Olimpiade Paris 2024, Aturan Dianggap Diskriminasi dan Rasis

"Selamat datang di Olimpiade Islamofobia pertama dalam sejarah!" cuit Fabrice Riceputi melalui akun X miliknya yang dikutip dari Middle East Eye pada Jumat (18/7/2024).

Baca Juga: Semangat Aqila, Penyandang Disabilitas yang Ikut Meriahkan Bhayangkara Kartini Run 2024 di Jepara

Sementara itu, salah satu badan PBB yang fokus kepada Hak Asasi Manusia (OHCHR) menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang berhak mendikte perempuan tentang apa yang harus dikenakan dan tidak boleh dikenakan.

Pada Oktober 2023 lalu, ahli PBB soal Hak Asasi Manusia mengirimkan surat kepada badan pemerintahan Prancis yang isi suratnya menyatakan bahwa larangan tersebut telah melanggar hak perempuan beragama Islam untuk berolahraga.

Mereka juga merasa khawatir jika larangan tersebut akan banyaknya sikap intoleransi dan diskriminasi terhadap mereka.

Bahkan, laporan 38 negara Eropa kepada Amnesty Internasional menyatakan bahwa Prancis merupakan satu-satunya negara yang melarang para atletnya untuk menggunakan hijab dalam olahraga, dan parahnya aturan tersebut di sahkan dalam Undang-Undang Nasional.

Baca Juga: Hasil Undian Ganda Putra Olimpiade Paris 2024, Fajar/Rian Masuk Grup C

Prancis Telah Mencoreng Wajah IOC 

Dari adanya larangan penggunaan hijab, Amnesty Internasional menyatakan bahwa Prancis telah mencoreng wajah IOC yang selama ini berkomitmen untuk menghapus segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan maupun rasial.

Selain itu, Prancis juga dinilai telah melanggar kontrak Olimpiade yang dimana sebagai negara tuan rumah harus melindungi dan menghormati Hak Asasi Manusia.

"Melarang atlet Prancis berkompetisi dengan mengenakan hijab olahraga di Olimpiade dan Paralimpiade merupakan olok-olok atas klaim bahwa Paris 2024 adalah Olimpiade Kesetaraan Gender yang pertama dan mengungkap diskriminasi gender rasis yang mendasari akses terhadap olahraga di Prancis," kata Anna Blus, peneliti Amnesti Internasional, saat laporan tersebut dirilis sebagaimana yang dikutip dalam Middle East Eye.

Pada 11 Juni, koalisi organisasi, termasuk Aliansi Olahraga dan Hak Asasi Manusia, Amnesty International, Human Rights Watch, Transparency International dan Basket Pour Toutes menerbitkan surat yang ditujukan kepada IOC.

Mereka menuntut agar IOC secara terbuka menyerukan otoritas olahraga Prancis untuk membatalkan peraturan larangan terhadap atlet berhijab, termasuk di Paris 2024.

Namun, IOC mengatakan bahwa larangan tersebut berada di luar kewenangan mereka. Itu berarti, peraturan tersebut akan diterapkan di Olimpiade Paris 2024 nanti.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Middle East Eye

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Prancis Larang Atletnya Menggunakan Hijab di Olimpiade Paris 2024, Aturan Dianggap Diskriminasi dan Rasis

Link berhasil disalin!