Pernyataan optimis pemerintah ini sebenernya Cuma mulut manis mereka. Mereka sebenernya tau apa yang terjadi di Sungai Seine ini. Sebab pemerintah Prancis sampai ngegelontorin dana fantastis sekitar 1,4 Miliar Euro atau setara 24 Triliun Rupiah yang digunakan untuk membuat sistem penyaringan bawah tanah buat bikin air Sungai Seine ini lebih bersih dan aman digunakan Olimpiade.
Dosa Besar Paris lainnya adalah saat Opening Ceremony Olimpiade yang dianggap sebagian besar masyarakat itu sebagai penghinaan dan penistaan agama Kristen. Ada-ada terus kontroversi negara fashion ini ya!
Memang Prancis ini sering bikin kontroversi soal Penistaan Agama seperti pernah bikin karikatur wajah Nabi Muhammad di sebuah cover majalah. Opening Ceremony menjadi rangkaian penting karena berbagai kemewahan dan keindahan pertunjukannya.
Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024.
Seperti panah obor Olimpiade Barcelona, Pertunjukkan Karate Olimpiade Seoul, hingga Kesenian China Olimpiade Beijing. Berbagai pertunjukkan yang menakjubkan tersebut kali ini tidak terjadi di Paris, yang ada malah banyak kecaman dari seluruh dunia mengenai Opening Ceremony Olimpiade Paris 2024.
Apa yang sebenernya terjadi sama Opening Olimpiade Paris sampe-sampe dikecam dunia? Opening Olimpiade Paris kali ini seolah mempopulerkan gerakan LGBT dan penistaan terhadap peristiwa sakral ‘Perjamuan Terakhir’ atau ‘The Last Supper’ yang divisualisasikan lewat lukisan dari Leonardo Da Vinci.
Bahkan centernya yang di lukisan adalah Yesus, di opening ini diperankan oleh seorang wanita yang erat dengan LGBT. Whatttt? Opening Ceremony yang biasanya jadi ajang pamer budaya tuan rumah kepada dunia kok malah disini malah seakan menyuarakan LGBT.
Ditambah di atas meja tersebut ada manusia yang dicat biru dan hampir ‘telanjang bulat’ bernyanyi di meja tersebut. Bahkan kecaman juga ga datang dari umat Kristiani aja.
Baca Juga: Warga Botswana Geram! Pemerintahnya Minta Uang Sumbangan untuk Atlet Juara Olimpiade
Di Iran terdapat banner yang memperlihatkan keberpihakannya terhadap umat Kristiani dan mengecam Opening tersebut, ada juga Seniman Iran, Mohammad Ali Sanobari membuat lukisan ‘Last Supper’ versi dirinya untuk menunjukkan kesakralan peristiwa Yesus tersebut bagi umat Kristiani.
Pihak panitia Olimpiade sudah klarifikasi soal Opening tersesbut dan bilang bahwa bukan ‘The Last Supper’ yang jadi referensi tetapi lukisan lain yakni ‘The Feast of The God, yang kalau dibandingin juga tetep lebih mirip ‘The Last Supper’ sebenernya.
Peristiwa Yesus yang makan terakhir bersama murid-muridnya yang bermakna pengorbanan dan penebusan malah sekarang diparodiin jadi Opening Olimpiade dan diperankan oleh kaum LGBT yang jelas bertolak belakang dengan keyakinan di Alkitab mereka.
Ngga Cuma itu, ada penampilan band rock di sebuah gedung dengan wanita wanita bergaun merah di setiap jendelanya, tetapi ada satu yang menarik perhatian ada seorang wanita yang terlihat berdiri sambil membawa kepalanya sendiri di tangan yang dihubungkan dengan Ratu Perancis Kuno, Marie Antoinette.
Ratu yang dieksekusi saat kejadian Revolusi Prancis dengan cara kepalanya dipenggal. Ini kan Opening Ceremony yang harusnya family friendly kok malah nunjukkin peristiwa ‘dark’ dan kelam begini sih? Sangat tidak pantas dan ga relevan juga dengan konteks olahraga Olimpiade.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Amatan