Pembalap McLaren, Lando Norris.
INDOZONE.ID - Dunia Formula 1 dipenuhi dengan kemewahan dan kompetisi yang ketat. Namun, di balik itu semua, terdapat tim dan teknisi berusaha keras untuk memastikan setiap mobil berfungsi dengan optimal.
Sayangnya, tekanan kerja yang selaras di gelaran balap paling bergengsi ini sering kali mengorbankan kesejahteraan para karyawan.
Salah satu contohnya adalah kasus seorang insinyur infrastruktur di McLaren F1, Luke Palms. Ia memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya.
Jadwal Formula 1 yang semakin padat dengan 24 balapan selama semusim tentunya menawarkan hiburan yang menarik bagi para penggemar. Namun, kenyataannya tak seindah yang dibayangkan.
Baca Juga: Pembalap MotoGP Joan Mir dan Luca Marini Sapa Ratusan Fans di Cikarang Bekasi
Para teknisi perlu berusaha lebih keras untuk menyiapkan mobil balap, melakukan perbaikan, dan menganalisis data.
Jadwal yang sibuk ini memaksa mereka bekerja hampir tak kenal istirahat selama akhir pekan balapan, bahkan sampai 10 hari berturut-turut.
Luke Palms, yang menjadi salah satu tokoh penting kejayaan McLaren meraih juara konstruktor musim lalu, menyebut bahwa beban kerja yang sangat berat membuat dirinya kelelahan secara fisik dan mental.
Ia mengakui telah memikirkan untuk berhenti sejak tahun lalu, tetapi keputusan ini benar-benar ia ambil menjelang musim 2025 ini.
Baca Juga: Tekor Hingga 20 Juta Dollar, CEO VCARB Ungkap Tak Bisa Jalani Sesi Tes Seperti Tim Lain
Pada kanal YouTube pribadinya, Palms menyebutkan bahwa ia menghadapi kesulitan dalam membagi waktu antara pekerjaan dan kehidupan pribadinya.
Ia memiliki keinginan untuk merintis bisnisnya sendiri, tetapi waktu yang ada sangat terbatas.
Tak hanya itu, Palms juga mengalami kesulitan untuk mengekspresikan hobinya dalam membuat konten akibat tekanan pekerjaan yang terlalu besar.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Autosports