Sabtu, 04 JANUARI 2025 • 18:51 WIB

Robert Kubica Kenang Masa Kelamnya: Bangkit dari Jurang Kematian, Kisah Nyata Seorang Juara

Author

Mantan pembalap Formula 1, Robert Kubica, merupakan sosok yang menginspirasi jutaan orang di seluruh penjuru dunia.

INDOZONE.ID - Mantan pembalap Formula 1, Robert Kubica, merupakan sosok yang menginspirasi jutaan orang di seluruh penjuru dunia.

Namanya mungkin tidak begitu dikenal seperti layaknya juara dunia, namun kisah perjuangan tentang menghadapi kehidupan patut diacungi jempol.

Pembalap yang sempat bertandem dengan George Russell di Williams Racing ini jadi bukti nyata bahwa semangat juang manusia dapat mengalahkan rintangan yang ada di depannya, bahkan kematian sekalipun.

Baca Juga: Legenda MotoGP Ini Enggan Berikan Saran pada Pembalap KTM, Mengapa?

Karir Kubica sangat menjanjikan dengan bakat alamiah yang dimilikinya dan kecepatan yang mengagumkan, ia digadang-gadang akan menjadi salah satu pembalap terbaik di masanya. Namun, takdir berkata lain.

Dilansir dari The Sport Rush, Kubica menceritakan bagaimana dirinya mengalami kecelakaan hebat saat ia mengikuti ajang reli tahun 2011 silam. Saat itu, ia membalap di seri Rally Andorra dengan mengendarai Skoda Fabia.

Nahas, dirinya kehilangan kendali dan menabrak pembatas jalan dengan kecepatan yang cukup tinggi, menyebabkan ia terjebak di dalam kokpit mobilnya dalam keadaan kritis.

Cedera yang dialami Kubica tidak dapat dibayangkan betapa rasa sakitnya. Tubuh bagian kanannya hancur tak terbentuk, sebanyak 42 tulang patah secara bersamaan. Kubica juga kehilangan banyak darah hingga beberapa kali sulit untuk bernafas.

Baca Juga: Jos Verstappen Puji Dominasi Putranya di F1 2024: Max Verstappen Berada dalam Performa Terbaik

"Saya sampai di rumah sakit dengan satu setengah liter darah, sementara tubuh manusia normalnya butuh sekitar enam atau tujuh liter darah," ujar Kubica.

"Seluruh tubuh bagian kanan saya hancur, 42 tulang patah berbarengan, dari ujung kaki sampai siku semuanya patah," lanjutnya.

Serangkaian operasi telah dilakukan Kubica demi bisa pulih dari cedera yang dialaminya.

Namun, proses pemulihannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ia harus berjuang ekstra untuk bisa kembali merasakan sensasi menggerakan jari jemarinya.

"Selama enam atau tujuh bulan, saya kehilangan semua kepekaan dan tak bisa menggerakan apapun. Untuk menggerakkan jari saja sulitnya bukan main." kata Kubica mengenang.

Sifat gigih dan penuh perjuangan yang luar biasa membuat Kubica tidak menyerah begitu saja. Ia bertekad kuat untuk kembali terjun ke lintasan balap.

Setelah bertahun-tahun berjuang melawan cederanya, akhirnya mimpi itu bisa terwujud. Kubica kembali ke ajang Formula 1 dengan bergabung bersama Williams Racing.

Terakhir kali Kubica terlihat mengaspal yakni pada ajang World Endurance Championship (WEC) musim 2024 bersama tim AF Corse, sebuah tim pelanggan Ferrari di ajang tersebut.

Kubica tentu tidak sendirian, ia berjuang bersama Ye Yifei (China) dan Robert Shwartzman (Russia-Israel).

Kubica mampu finish di posisi 8 klasemen akhir di ajang tersebut. Kisah hidup Robert Kubica adalah sebuah inspirasi bagi kita semua.

Ia mengajarkan kita untuk terus berjuang dan jangan menyerah begitu saja. Meskipun rintangan yang dihadapi terasa berat, pembalap 40 tahun itu berhasil bangkit dari jurang kematian dan kembali tampil mengesankan..


Banner Z Creators Undip. INDOZONE

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: The Sport Rush