Hingga akhirnya, manajemen Inter menyerah dengan meminjamkan Adriano ke klub Liga Brasil, Sao Paolo. Bersama Sao Paolo, performa Adriano juga tidak kunjung membaik sebagai penyerang.
Manajemen Inter pun akhirnya menyudahi kerja sama dengan Adriano pada musim panas 2009. Adriano pun memilih untuk 'pulang kampung' ke Brasil dan bermain di klub yang membesarkan namanya, yaitu Flamengo.
Di Flamengo, Adriano sempat kembali bangkit hingga akhirnya kembali dipinang klub Liga Italia lagi, yaitu AS Roma. Sayang di Roma juga Adriano kembali gagal menunjukkan performa gemilang.
Adriano pun memutuskan untuk kembali bermain di Liga Brasil, Corinthians. Akan tetapi, Adriano benar-benar kehilangan sentuhannya sebagai penyerang hebat hingga akhirnya ia pun jadi 'kutu loncat' dengan bermain di berbagai klub.
Adriano bahkan sempat membuat kejutan kala tiba-tiba muncul kabar jika ia bergabung dengan organisasi kriminal. Bahkan foto-foto Adriano memegang senjata laras panjang viral di sejumlah platform media massa.
Adriano sempat diisukan bergabung dengan organisiasi kriminal
Adriano memutuskan untuk benar-benar menyelesaikan kariernya sebagai pesepakbola profesional pada 2016. Meski perjalanan kariernya tidak seberuntung pemain Brasil lainnya, induk sepak bola Brasil tetap memberikan penghargaan atas dedikasinya.
CBF (PSSI-nya Brasil) memasukkan nama Adriano ke dalam Walk of Fame yang berada di luar Stadion Maracana. Sang Kaisar pun tak kuasa menahan air mata haru ketika mengetahui namanya masuk dalam daftar kehormatan tersebut.
Nah, berikut adalah kisah pilu yang pernah dialami oleh Adriano sebagai pesepakbola profesional. Dari ini kita bisa belajar, jika kehilangan orang yang dicintai benar-benar dapat mengubah apa yang sudah kita bangun.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Berbagai Sumber