“Penalti itu momen besar. Kami beruntung punya Dean,” ujar manajer Palace Oliver Glasner.
Babak kedua diawali dengan tekanan beruntun dari City, namun Palace kembali lebih efektif.
Munoz mencetak gol lewat sundulan setelah bola liar di kotak penalti, namun VAR menganulir gol tersebut karena Ismaila Sarr dianggap offside.
Baca Juga: Jelang Laga Lawan Crystal Palace, Pep Guardiola Puji Kualitas Adam Wharton
Suasana memanas tidak hanya di lapangan, tetapi juga di bangku cadangan.
Staf dari kedua tim bahkan sempat harus dipisahkan oleh ofisial pertandingan, akibat ketegangan yang meningkat.
City terus menguasai bola, namun Palace tetap solid dalam bertahan. Kevin De Bruyne memberi peluang kepada Nico O’Reilly, tapi eksekusinya terlalu lama dan berhasil diblok.
Menjelang akhir pertandingan, Dean Henderson kembali menjadi pahlawan.
Ia menggagalkan dua peluang emas dari pemain muda City, Claudio Echeverri, di waktu normal dan juga di masa tambahan.
Dengan hasil ini, Crystal Palace menutup musim dengan gemilang dan mencetak sejarah sebagai juara Piala FA untuk pertama kalinya.
Sebaliknya, kekalahan ini menjadi pukulan telak bagi Manchester City dan pelatih Pep Guardiola, yang harus menunda perburuan trofi ke-19 dalam masa kepemimpinannya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Livescore