Dengan tiga penyerang yang terdiri dari dua sayap dan satu penyerang tengah, formasi ini memberikan banyak opsi dalam menyerang.
Penyerang sayap, biasanya memiliki kecepatan dan keterampilan dribbling yang baik, dapat dengan mudah mengeksploitasi ruang di sisi lapangan dan melakukan umpan silang ke area penalti.
Baca Juga: Sempat Dirumorkan ke Man City, Joshua Kimmich Bersedia Perpanjang Kontrak di Bayern Munich
Sementara itu, penyerang tengah bertindak sebagai target man atau false nine, tergantung pada strategi pelatih.
Keunggulan formasi ini juga terlihat dalam variasi serangan.
Tim dapat menyerang melalui lini tengah dengan kombinasi umpan-umpan pendek, atau memanfaatkan lebar lapangan untuk memperlebar pertahanan lawan.
Hal ini membuat lawan sulit memprediksi serangan yang datang.
Kelebihan lain dari formasi 4-3-3 adalah kemampuannya dalam melakukan transisi cepat dari bertahan ke menyerang.
Dengan adanya tiga pemain di lini depan yang selalu siap menyerang, tim dapat dengan mudah menciptakan peluang saat memenangkan bola di lini tengah atau belakang.
Transisi ini dapat menjadi ancaman besar bagi tim lawan yang kurang disiplin dalam bertahan, karena mereka harus dengan cepat menutup ruang di sisi lapangan.
Banyak tim yang menggunakan 4-3-3 menerapkan taktik pressing tinggi atau high pressing.
Ini berarti pemain depan dan gelandang akan menekan lawan segera setelah kehilangan bola, dengan tujuan untuk merebut bola kembali di area lawan.
Strategi ini sangat efektif untuk memaksa lawan membuat kesalahan di daerah mereka sendiri, yang bisa menghasilkan peluang mencetak gol.
Baca Juga: Mengungkap Peran Vital Gelandang di Sepak Bola Modern: Kunci Kesuksesan Tim!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Coachesvoice.com, Thesporting.blog